TIBA-TIBA SESOSOK PEMUDA MENDATANGIKU (Serial 1.2)
Lalu, apa kiranya yang akan terjadi setelah 17 tahun terputus kabar dari istri tercinta?
Syababsalafy, kita persilakan saja Abdullah sendiri yang akan mengisahkan kejadian mengharukan kala itu,
“Suatu ketika, aku sedang berada di majelis Imam Malik. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda berkebangsaan Mesir, wajahnya tertutup. Rupanya, ia datang ke Madinah untuk menunaikan ibadah haji." Kata Abdullah mengawali kisahnya.
Ia semakin mendekat. Lalu mengucapkan salam dan bertanya, ‘Apakah di tengah-tengah kalian ada seorang yang bernama Abdullah bin Al-Qasim?’
Para hadirin yang ada di majelis tersebut spontan menunjuk diriku. Tiba-tiba, pemuda tadi langsung menghadap kepadaku. Ia memelukku dengan erat dan mencium keningku. Aku mencium aroma khas seorang anak. Ternyata, sungguh ia adalah buah hatiku yang dulu dikandung istriku. Kini (ia mendatangiku) dalam keadaan telah besar dan dewasa.” Pungkas Abdullah mengakhiri kisah, semoga Allah merahmatinya.
***
Demikianlah kisah indah yang seharusnya menjadi teladan syababsalafy. Semangat thalabul-ilmi terus membara meskipun ia telah berkeluarga. Sang istri salihah pun akan menjadi penolong bagi pasangannya untuk melaksanakan amal ketaatan. Sungguh indah kehidupan keluarga mereka.
Nah, kira-kira apa saja faedah yang dapat pembaca simpulkan? Jangan lupa tulis di kolom komentar ya.
(Diterjemahkan dengan bebas dari kitab Waratsatul-Anbiya')
(Diterjemahkan dengan bebas dari kitab Waratsatul-Anbiya')
Jika aku telah menikah nanti, aku akan berusaha menjadi istri yg sholihah, yg akan mendukung suami dalam ketaatan kpd Allah, dan akan berusaha mempertahankan hubungan, dan mencari solusi yg baik dari setiap masalah yg menimpa
BalasHapusInsyaAllah..
Wanita sebaiknya tidak ber medsos apalagi di web syabab
HapusBerdo'a saja kepada Alloh jgn menulis harapan diweb
Maasyaa Allah.. benar-benar mengagumkan . Kisah yg sangat mengena dan menancap di relung hati,,kisah yg mampu menyuplai semangat untuk berusaha menirunya.. Semoga kita bisa menjadi pribadi muslim yang senantiasa semangat dlm menuntut ilmu syar'i dimanapun kita berada dan dlm kondisi bagaimana pun, dan senantiasa istiqamah di atas shiraath al mustaqiim..aamiin yaa rabbana ......... Saudara-saudaraku seiman, marilah kita bangkitkan semangat kita untuk terus berjuang menggapai ilmu yg merupakan warisan Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam, agar kita mampu menjadi pribadi yg shalih, dan mampu meraih keistimewaan mendapatkan jannah Allah yg tertinggi.. Semangat!!!
BalasHapusKisah yang sangat bagus ini tentu memiliki banyak sekali faedah, syababsalafy... Diantara faedahnya adalah: Seorang yg baik akan mendapatkan pasangan yg baik pula. Seperti yg Allah Subhaanahu wa Ta'ala firmankan dlm surat an nur ayat 26, yg artinya" Perempuan-perempuan yg keji untuk laki-laki yg keji, dan laki-laki yg keji untuk perempuan-perempuan yg keji(pula)....." . Maka jika ingin mendapatkan pasangan yg baik, lihatlah diri kita terlebih dahulu, apakah kita merupakan orang yg baik, shalih, semangat menuntut ilmu syar'i, demikian pula semangat mengamalkan ilmu tersebut, dan juga ikhlash? ataukah sebaliknya??... lihatlah pada masing-masing diri kita, dan jawablah penuh kejujuran pada diri sendiri, dan bangkitlah penuh semangat untuk menjadi orang yg shalih dan senantiasa ikhlash karena Allah Ta'ala !!!
BalasHapusMasya Allah, sebuah kisah yg sangat berfaedah..baarokallahu fiikum.
BalasHapusKesabaran itu memang tak semudah mengucapkannya. Harus ada tekad dan keyakinan serta harus menyadari bhw akan ada sst yang cb menumbangi nya.. Aral yang sangat getir tuk dialami namun begitu indah tuk jadi kenangan tholabul ilmi..
Kami menunggu kehadiran kisah lagi,, yang masih terkait perjuangan tholabul ilmi..
Menikah bukanlah halangan untuk tholabul ilmi...yaa subhaanallah...
BalasHapusAina nahnu min haaulai
Alangkah jauhnya perbandingan kita dengan mereka para ulama
Masya Allah, sebuah keteladanan yang sungguh mulia. Sedikit mengutip dari telegram kami,
Hapus🌷 Metode terbaik untuk mengobati kemalasan adalah dengan memperhatikan kisah perjalanan hidup dari orang-orang yang bertaburkan kesungguhan.
🌴 Sebuah solusi untuk mereka yang kehabisan energi. Dari Ibnul Jauzi rahimahullah dalam ath-Thib ar-Ruhani (52)
Semoga memotivasi..
Amiin....tabaarokallah
HapusSubhanalloh semoga bisa menjadi ibroh bg kita ummahatus salafiyah aamiin
BalasHapusSubhanalloh semoga bisa menjadi ibroh bg kita ummahatus salafiyah aamiin
BalasHapusSubhanalloh semoga bisa menjadi ibroh bg kita ummahatus salafiyah aamiin
BalasHapusKalo pada nikah, ntar ga ada yang ngesyabab lagi..
BalasHapuslalu kewajiban memberi nafkah ke anak istri bagaimana?
BalasHapusPertanyaan yang bagus. Sayangnya, hal ini tidak diceritakan dalam kitab yang menjadi sumber rujukan kami.
HapusAda kisah lagi?
BalasHapusMasyaAllah..betapa besarnya keimanan dan kesabaran sang istri. 17 th bukanlah waktu yg sebentar.
BalasHapusBisa ngg yaa ,,,sering2 masukin kisah gini ,,,agar bisa menambah semangat kita dan bantu kita menjadi istri yang sholihah nan tegar serta kokoh hatinya ,,,
BalasHapusMaa syaa alloh haru sekali ,,,
Aku kalau udah nikah ga mau di tinggalin 17 tahun sama suami. Apa bisa kalau cari ilmunya bareng2 saja...
BalasHapusMaa Syaa ALLAAH, semoga kita selalu dirahmati oleh-Nya
BalasHapusKewajiban thulabul ilmi lbh besar dr kewajiban yg lainnya, kecuali rukun islam yg lima...
BalasHapusSehingga ketika suami sholih menawarkan pilihan kepada istrinya, apakah diceraikan atau bertahan untuk menunggu kembali pulang dlm keadaan dia tidak tau kapan waktunya...
Maka dari sini seorang suami tau betul hak dan kewajiban istrinya, sehingga ia pun menawarkan pilihan tersebut, kemudian seorang istri yg sholihah dia pun tau betul apa yg menjadi konsekuensinya dr pilihan tersebut, karna kecerdasan yg Allah berikan padanya menjadikan seorang istri berpikir jauh kedepan, dia rela ditinggal suami tercintanya untuk tujuan yg sangat mulia bukan tujuan yg hina (mencari dunia), dia faham betul bahwa kehidupan dunia tidaklah kekal dan dia ridho di tinggal untuk meraih kehidupan abadi bersamanya dijannahnya Allah azza wajalla.
Dan subhanallah dia mampu bertahan dg kehidupan dirinya dg buah hatinya sebagai amanah yg dititipkan oleh Allah dan suaminya, dan ia sadar bahwa yg pergi meninggal dia bukanlah sang pemberi rizki tapi sang pemberi nafkah, maka ketika sang pemberi nafkah pergi namun yg maha pemberi rizki tetap ada dan tidak akan sirna.
Akhirnya ia pun mendidik buah hati menjadi pemuda yg sejati dan sholih, dia sadar bahwa dia tidaklah mampu menyusul keberadaan suaminya, namun dg buah hati yg sejati nan sholih ia pun memerintahkannya untuk menyusul ayahnya sebagai pengganti dirinya, kemudian Allah pertemukan mereka dalam keadaan tidak saling mengenal namun saling merasakan nikmatnya thulabul ilmi, dan akhirnya Allah pertemukan mereka ditempat yg mulia dimajelis ilmu.
Wallahu a'lam bishowwab..
Pertanyaannya apakah kita sudah melakukannya dan mampu seperti itu???, jawabannya hanya anda yg bisa jawab.
Barokallahu fikum.
Subhanallah... Cerita yang menyentuh hati.. sehingga membuat hati manusia tergerak untuk bersemangat dalam beramal sholeh semata-mata ikhlas karena Allah dan sekaligus penyemangat menjadi istri yang sholeha dan selalu mendukung keputusan suami dalam ketaatan kepada Allah..
BalasHapusSemangat salafiyin.. menuntut ilmu dan menjadi istri yang sholeha(Sebaik -baik perhiasan dunia adalah wanita Sholeha).
Semoga cerita tersebut menjadi ibroh bagi kita semua,aamiin Allahumma aamiin.
الله أكبر سبحان الله
BalasHapusSuka
BalasHapus⚠️���� BERAPA LAMA SEORANG ISTRI MAMPU BERSABAR DITINGGAL SUAMI? (Edisi Lengkap)
BalasHapus➖➖➖➖
✳️ Suatu malam, Umar bin khatthab keliling ronda. Kala melintasi sebuah rumah, tiba-tiba terdengar suara keluh kesah dari bilik seorang wanita;
تَطَاوَلَ هَذَا اللَّيْلُ وَاسْوَدَّ جَانِبُهْ ... وَطَالَ عَلَيَّ أَنْ لَا خَلِيلَ أُلَاعِبُهْ
Malam kian larut bertambah gulita...
Lama nian waktu ini, tiada kekasih yang kucumbu...
فَوَاللَّهِ لَوْلَا خَشْيَةُ اللَّهِ وَحْدَهْ ... لَحُرِّكَ مِنْ هَذَا السَّرِيرِ جَوَانِبُهْ
Demi Allah, andai saja bukan karena takut kepada Allah semata...
Niscaya ranjang ini akan bergoyang sendiri (karena selingkuh)...
�� (Setelah mendengar hal itu), pagi harinya Umar segera mengutus seorang kurir guna mengetahui perihal wanita tersebut.
�� Informasi yang didapat, wanita tersebut adalah Fulanah bintu Fulan yang sedang ditinggal suaminya berjihad fi sabilillah.
�� Lantas, Umar segera menyuruh seorang wanita untuk tinggal sementara bersama wanita tadi.
كُونِي مَعَهَا حَتَّى يَأْتِيَ زَوْجُهَا
'Tinggallah sementara di rumahnya sampai suaminya pulang', begitu perintah Umar.
�� Lalu, Umar menulis surat perintah buat suaminya agar segera pulang.
�� Lanjut cerita, Umar pun menemui putrinya, Hafshah, guna memastikan (apa yang biasa dialami seorang wanita).
يَا بُنَيَّةُ، كَمْ تَصْبِرُ الْمَرْأَةُ عَنْ زَوْجِهَا؟
'Wahai putriku, berapa lamakah seorang wanita tahan berpisah dengan suaminya?' Tanya Umar.
Sambil terheran Hafshah menjawab:
يَا أَبَهْ، يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَمِثْلُكَ يَسْأَلُ مِثْلِي عَنْ هَذَا؟
'wahai Ayah, semoga Allah menaungimu dengan ampunannya, orang sekelasmu bertanya seperti ini kepadaku?'
Umar menjawab: 'kalau bukan karena keadaan yang sedang Aku butuhkan guna khalayak umum, tidak bakal Aku bertanya seperti ini kepadamu.'
Hafshah bertutur:
أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ، أَوْ خَمْسَةَ أَشْهُرٍ، أَوْ سِتَّةَ أَشْهُرٍ،
'bisa empat bulan, atau lima bulan, atau juga enam bulan.'
�� Umar berkata:
يَغْزُو النَّاسُ يَسِيرُونَ شَهْرًا ذَاهِبِينَ وَيَكُونُونَ فِي غَزْوِهِمْ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ، وَيَقْفُلُونَ شَهْرًا
'Saat orang-orang berjihad, waktu tempuh yang mereka butuhkan untuk berangkat adalah satu bulan. Sesampainya di medan jihad, setidaknya mamakan waktu hingga empat bulan. Kemudian perjalanan pulang juga satu bulan.'
✳️ Maka sejak saat itu, khalifah Umar menentukan jangka waktu (maksimal enam bulan) sebagai ukuran lamanya pengiriman pasukan tempur ke medan jihad.
................................
�� Hasan Lighairihi
Diriwayatkan Abdurrazaq dalam Al Mushonnaf (no 12.593-12.594), Sa'ad bin Manshur dalam Sunannya (no 2463), rentetan kisah dinukil darinya, (dan juga diriwayatkan) Ibnu Syabah dalam Tarikhul Madinah (2/759), Ibnu Abi Ad Dunya dalam An-Nafaqoh 'ala Al 'Iyal (494), Az Zubaidi dalam Al Amali (94), Al-Khoroithi dalam I'tilalu Al Qulub (hal.399-400), Al Baihaqi dalam As Sunanul Kubro (no 17.850), dan selain mereka dari jalur periwayatan yang sebagiannya mursal dan sebagiannya lagi ada kelemahan, dan semuanya tidak selamat dari pembicaraan. Akan tetapi dengan keseluruhan riwayat-riwayat tersebut derajat kisah ini naik menjadi hasan lighairihi
�� Sumber: Channel Telegram Syaikh 'Arofat al Muhammadi
�� Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Abdul Wahid at Tamimi
#Fawaidumum
〰〰➰〰〰
�� Dikutip dari channel @warisansalaf
���� Dipublikasikan oleh http://bit.ly/Cintasehat || Semoga bermanfaat || Silahkan share faidah ini , semoga menjadi amal sholeh buatmu
Join juga @faidahkp