AKHIRNYA, SANG ISTRI MENENTUKAN PILIHAN (Serial 1.1)
Setelah melewati detik-detik perpisahan dan obrolan yang begitu menyentuh kalbu...
Ternyata, sang istri telah menetapkan pilihan. Ia tentu telah memahami segala resiko dari keputusan yang akan ia pilih nanti. Ia harus bersabar menjalaninya, apapun dan bagaimanapun yang akan terjadi setelah ini.
Ternyata, sang istri telah menetapkan pilihan. Ia tentu telah memahami segala resiko dari keputusan yang akan ia pilih nanti. Ia harus bersabar menjalaninya, apapun dan bagaimanapun yang akan terjadi setelah ini.
Ya,
ternyata sang istri memilih untuk mempertahankan cintanya. Ia merelakan
suaminya pergi ke negeri nun jauh di sana demi asa yang suci. Meskipun, kabar dan
berita tentang suaminya akan terputus dalam waktu yang lama. Tidak ada
komunikasi sama sekali. Namun, sungguh ia merupakan seorang istri yang begitu
setia. Luar biasa!
***
Abdullah
menyiapkan perbekalan. Dengan tekad kuat yang telah memenuhi relung hatinya, ia
memulai langkah demi langkah menembus padang sahara yang sangat tandus. Ia
tinggalkan istri tercintanya di kampung halaman. Ia lupakan sejenak penantian
indah akan kelahiran sang buah hati yang begitu ia nanti.
Ia kuatkan
asa, demi meraih ridha ilahi duhai syababsalafy!
***
Singkat
cerita, Abdullah begitu memfokuskan sepenuh hatinya untuk ilmu. Ia kerahkan
seluruh waktunya untuk menimba warisan Nabi sedalam-dalamnya. Sedalam yang ia
mampu. Ia bermulazamah kepada Imam besar Kota Madinah, Malik bin Anas semoga
Allah merahmatinya. Tidak ada aktifitas perniagaan yang ia tekuni. Karena,
dirinya memang sedang fokus merebut warisan dari Sang Nabi.
Tak terasa,
waktu telah berjalan 17 tahun lamanya. Selama itu pula, dia tidak pernah
mendengar perihal tentang istri tercinta yang masih setia.
Bagaimana keadaannya? Apakah dia baik-baik saja? Entahlah. Ia tidak mengerti sama sekali. Apalagi dengan sang buah hati. Apakah terlahir dengan selamat? Atau justru mengalami keguguran? Apa ia telah tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa? Entah! Sekali lagi, ia benar-benar tidak mengerti.
Bersambung, insyaAllah...
Semua yang dilakukan karena Alloh pasti Alloh akan memudahkannya....
BalasHapusTerlebih untuk pemuda, jangan putus semangat dalam menuntut ilmu...
Teruntuk yang sudah berusia pun, tentu tidak ada kata terlambat.
HapusHmm... ana seperti pernah mendengar kisah tsb
BalasHapusBanyak kah yg sudah" berumur" ikut mndok? Usia brpa? Pndok d mna.
BalasHapusSaudara ana semngt bljar maasyaAllah..cmn ya itu sdh"berumur"..brg kali dia termotivasi..
Jazaakumullahu khairaan
Alhamdulillah, bila kita melihat lebih dalam tentang kehidupan di 'balik pagar' pesantren, kita akan menjumpai cukup banyak santri yang sudah cukup berumur. Usia mereka 20 hingga 30 tahun, bahkan lebih dari itu. Mereka begitu antusias menimba ilmu di tengah kedewasaan umurnya.
HapusAda di beberapa ma'had ahlu sunnah, salah satunya di Ma'had Darul Atsar, Temanggung, Jawa Tengah.
BalasHapusMohon maaf..untuk yang sudah berumur seperti itu, kira-kira masuk ke jenjang apa yaa di temanggung..berapa tahun?
Sukaaa bangeettt sama Chanell syabab salafy ..seringnya klo lagi sedih buka² disitu.. Alhamdulillah dapat pencerahan...buat bhan renungan.
BalasHapusSemoga menjadi amal jariyyah buat penulisnya secara khusus..dan memberikan kemanfaatan untuk kaum muslimin secara umum...Aamiin